KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa,
karena kami diberi kesehatan
dan kekuatan dalam berbagai
macam rintangan dan
cobaan dalam pembuatan
makalah ini yang berjudul ‘Iklim’.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan pada teknis penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyampurnaan makalah ini. Sehubungan penyusunan makalah ini,
penulis telah berusaha dengan penuh menurut kemampuan yang ada, dengan penuh
ketebahan dan kemantapan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Palangka Raya, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................................. 1
1.3.
Manfaat........................................................................................................... 1
II.
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Iklim............................................................................................. 3
2.2. Macam-Macam Iklim Di Indonesia............................................................... 3
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Di
Indonesia...............................
6 2.4. Faktor-Faktor Yang Dipengaruhi Di Indonesia............................................ 7
2.5. Kerugian dan Keuntungan Iklim
Di Indonesia.............................................. 8
2.6. Kondisi Perubahan Iklim Di Indonesia.......................................................... 9
2.7. Hubungan Iklim Bagi Pertanian Indonesia.................................................... 10
2.8. Klasifikasi Iklim di
Indonesia........................................................................ 11
III.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan..................................................................................................... 14
3.2.
Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang
panjang. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi.
Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak
geografis. Di Indonesia secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim
tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Seluruh kepulauan Indonesia yang
letaknya sepanjang khatulistiwa antara 6° LU dan 11° LS dan antara 95° dan 141°
BT termasuk daerah beriklim tropis. Sifat utamanya ialah suhu yang selalu
tinggi, tanpa penyimpangan-penyimpangan yang besar.
Sehingga dalam hal ini dipelajarilah mengenai iklim di
Indonesia salah satunya yaitu mengenai macam – macam iklim di Indonesia serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Adapun guna dari mempelajari lebih lanjut mengenai Iklim
di Indonesia beserta macam serta faktor yang dapat mempengaruhi iklim di
Indonesia yang mana akan berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Selain itu hal ini juga berpengaruh pada keadaan tanah yang menjadi media
tumbuh untuk tanaman yang dibudidayakan.
1.2.Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu iklim
2.
Untuk mengenal akan macam-macam iklim di Indonesia
3.
Untuk mengetahui faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi iklim di
indonesia
4.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerugian dan keuntungan adanya iklim di
indonesia
5.
Untuk mengetahui pengaruh iklim di Indonesia seperti pada aspek pertanian.
1.3.Manfaat
1. Meningkatkan
kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh keadaan
cuaca/iklim yang ekstrim: kekeringan, banjir, serta angin kencang, badai-badai
salju,gelombang udara panas, gelombang udara dingin.
2. Menyelenggarakan
kegiatan dan usaha dibidang teknik, sosial, dan ekonomi dengan menerapkan
teknologi maanfaat sumber daya iklim.
3.Untuk menghindari
dari kerugian yang diakibatkan oleh iklim sehingga dapat menyesuaikan dan
melaksanakan kegiatan usaha yang cocok dengan bidang usaha.
4. Menyusun rekayasa
bidang teknik, bidang sosial dan ekonomi dengan menerapkan teknologi
pemanfaatan sumberdaya iklim seperti listrik tenaga angin, tenaga surya, hujan
buatan, pertanian hidroponik, rumah kaca, rumah plastik, dan sebagainya.
II.PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Iklim
Iklim adalah :
1. Keadaan rata-rata cuaca yang terjadi
pada suatu wilayah yang luas dan dalam kurun waktu yang lama (25- 30 tahun).
2. Berubahnya kondisi fisik atmosfer
bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas
terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi
secara sesaan tetapi dalam kurun waktu yang panjang ( Kementrian lingkungan
hidup, 2001 ).
3. Iklim adalah sintesis kejadian cuaca
selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai
untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap
saatnya (World Climate Conference, 1979).
4. Iklim adalah konsep abstrak yang
menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun
waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
2.2. Macam-Macam Iklim Di Indonesia
Iklim di Indonesia hampir seluruhnya tropis. Seragam air
hangat yang membentuk 81% dari daerah di Indonesia memastikan bahwa suhu di
darat tetap cukup konstan, dengan dataran pantai rata-rata 28 °C, daerah
pedalaman dan gunung rata-rata 26 °C, dan daerah pegunungan yang lebih tinggi,
23 °C. Suhu bervariasi sedikit dari musim ke musim, dan Indonesia relatif
mengalami sedikit perubahan pada panjang siang hari dari satu musim ke musim
berikutnya, perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hari tahun ini hanya
empat puluh delapan menit. Hal ini memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang
tahun.
Variabel
utama iklim di Indonesia tidak suhu atau tekanan udara, namun curah hujan.
Daerah itu kelembaban relatif berkisar antara 70 dan 90%. Angin yang moderat
dan umumnya dapat diprediksi, dengan musim hujan biasanya bertiup dari selatan
dan timur pada bulan Juni hingga September dan dari barat laut pada bulan
Desember sampai Maret. Topan dan badai skala besar menimbulkan bahaya sedikit
untuk pelaut di perairan Indonesia; bahaya besar berasal dari arus deras di
saluran.
Iklim
yang di kenal di Indonesia ada tiga iklim antara lain terdiri dari iklim musim
(muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
1. Iklim Musim (Iklim Muson)
Iklim Muson terjadi karena pengaruh
angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin
musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.
a. Angin Musim Barat Daya.
Angin Musim Barat Daya adalah angin
yang bertiup antara bulan Oktober sampai April sifatnya basah. Pada bulan-bulan
tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan
b. Angin Musim Timur Laut.
Angin Musim Timur Laut adalah angin
yang bertiup antara bulan April sampai Oktober, sifatnya kering. Akibatnya,
pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau.
2. Iklim Tropika (Iklim Panas)
Indonesia terletak di sekitar garis
khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropika (panas). Keadaan
cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan negara Indonesia beriklim
tropika (panas), Iklim ini berakibat banyak hujan yang disebut Hujan Naik
Tropika. Sebuah iklim tropis adalah iklim yang tropis. Dalam klasifikasi iklim
Köppen itu adalah non- kering iklim di mana semua dua belas bulan memiliki
temperatur rata-rata di atas 18 ° C (64 ° F). Berbeda dengan ekstra-tropis,
dimana terdapat variasi kuat dalam panjang hari, dan karenanya suhu, dengan
musim, suhu tropis tetap relatif konstan sepanjang tahun dan variasi musiman
yang didominasi oleh presipitasi. Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2°
LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
Ciri-ciri iklim tropis adalah
sebagai berikut:
a. Suhu udara rata-rata tinggi, karena
matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di
beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
b. Amplitudo suhu rata-rata tahunan
kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih
besar.
c. Tekanan udaranya rendah dan perubahannya
secara perlahan dan beraturan.
d. Hujan banyak dan lebih banyak dari
daerah-daerah lain di dunia
3. Iklim Laut.
Negara Indonesia adalah negara
kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh laut atau
samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim laut. Sifat iklim ini
lembab dan banyak mendatangkan hujan.
Iklim laut berada di daerah :
a. Tropis dan sub tropis.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis
lintang 40°, adalah sebagai berikut:
·
Suhu rata-rata tahunan rendah;
·
Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
·
Banyak awan, dan
·
Sering hujan lebat disertai badai.
b. Daerah sedang.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai
berikut:
·
Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
·
Banyak awan;
·
Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan
rintik-rintik;
·
Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak
mendadak dan tiba-tiba.
Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang dilintasi
oleh garis Khatulistiwa, sehingga dalam setahun matahari melintasi ekuator sebanyak
dua kali. Matahari tepat berada di ekuator setiap tanggal 23 Maret dan 22
September. Sekitar April-September, matahari berada di utara ekuator dan pada
Oktober-Maret matahari berada di selatan. Pergeseran posisi matahari setiap
tahunnya menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai dua musim,
yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat matahari berada di utara
ekuator, sebagian wilayah Indonesia mengalami musim kemarau, sedangkan saat
matahari ada di selatan, sebagaian besar wilayah Indonesia mengalami musim
penghujan.
Unsur iklim yang sering dan menarik untuk dikaji di
Indonesia adalah curah hujan, karena tidak semua wilayah Indonesia mempunyai
pola hujan yang sama. Diantaranya ada yang mempunyai pola munsonal, ekuatorial
dan lokal. Pola hujan tersebut dapat diuraikan berdasarkan pola masing-masing.
Distribusi
hujan bulanan dengan pola monsun adalah adanya satu kali hujan minimum. Hujan
minimum terjadi saat monsun timur sedangkan saat monsun barat terjadi hujan
yang berlimpah. Monsun timur terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu
saat matahari berada di garis balik utara. Oleh karena matahari berada di garis
balik utara maka udara di atas benua Asia mengalami pemanasan yang intensif
sehingga Asia mengalami tekanan rendah. Berkebalikan dengan kondisi tersebut di
belahan selatan tidak mengalami pemanasan intensif sehingga udara di atas benua
Australia mengalami tekanan tinggi. Akibat perbedaan tekanan di kedua benua
tersebut maka angin bertiup dari tekanan tinggi (Australia) ke tekanan rendah
(Asia) yaitu udara bergerak di atas laut yang jaraknya pendek sehingga uap air
yang dibawanyapun sedikit.
2.3. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Iklim Di Indonesia
Fator-faktornya
dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Faktor alami
a.
Pada skala global ( bumi secara keseluruhan )
Kepulauan
Indonesia dikelilingi oleh dua samudra yaitu samudera hindia dan samudera
pasifik dan berbatasan dengan dua benua yaitu benua austalia dan benua asia.
b.
Pada skala regional
Kepulauan
Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil , dikelilingi
dan diantarai oleh laut – laut dan selat – selat.
c.
Pada Skala Lokal
Gunung-gunung
yang menjulang tinggi besar pengaruhnya atas penyebaran curah hujan dan suhu.
Iklim dapat dipengaruhi oleh pegunungan. Pegunungan menerima curah hujan lebih
dari daerah dataran rendah karena suhu di atas gunung lebih rendah daripada
suhu di permukaan laut.
2.
Faktor buatan
•
Pengaruh Manusia
Faktor
di atas mempengaruhi iklim secara alami, namun kita tidak bisa melupakan
pengaruh manusia di iklim kita miliki. Kami telah mempengaruhi iklim sejak kita
muncul di bumi ini jutaan tahun lalu. Pada waktu itu, yang mempengaruhi iklim
kecil. Pohon-pohon ditebang untuk menyediakan kayu untuk api. Pohon mengambil
karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Penurunan pohon karena itu akan telah
meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer.
Revolusi
Industri, mulai pada akhir abad 19, telah memiliki pengaruh yang besar pada
iklim.. Penemuan motor mesin dan meningkatkan pembakaran bahan bakar fosil
telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer Jumlah pohon yang
ditebang juga meningkat, yang berarti bahwa karbon dioksida dihasilkan ekstra
tidak dapat diubah menjadi oksigen
2.4. Faktor-Faktor Yang Dipengaruhi
Iklim Di Indonesia
a.
Suhu udara
Karena posisi Indonesia terletak pada lintang yang rendah,
maka Indonesia memiliki suhu rata –rata tahunan yang tinggi yaitu kurang lebih
26 °C. suhu udara di pengaruhi oleh iklim karena suhu yang tinggi akan
mengakibatkan banyak penguapan apalagi dilihat dari letak geografis Indonesia,
memungkinkan adanya penguapan yang besar, oleh karena itu pada musim kemarau
kadang – kadang juga masih banyak hujan. Dengan demikian tidak ada batas yang
jelas antara musim kemarau dan musim penghujan.
b.
Kelembaban udara
Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam
hubungannya dengan uap air. Dalam kaitannya dengan air yang selalu terdapat
dalam atmosfer, berupa uap (gas), butir-butir air atau es yang
melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnya sekitar 2% dari massa seluruh atmosfer.
Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir 0%-5%. Sebagai Negara
kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi ,
maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu
tinggi.
c.
Curah hujan
Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim
tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan di Indonesia sangat banyak
sehingga kelembaban udara selalu tinggi. Kelembaban udara yang tinggi inilah
yang akan menyebabkan curah hujan yang tinggi pula. Meskipun demikian,
banyaknya curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh beberapa factor.
Diantaranya yaitu :
·
Letak daerah konvergensi antartropis
·
Bentuk medan dan arah
lereng medan
·
Arah angin yang sejajar dengan pantai
·
Jarak perjalanan angin di atas medan datar
·
Posisi geografis daerahnya.
Rata – rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu
lebih dari 2000 mm/tahun. Daerah yang paling tinggi curah hujannya yaitu daerah
baturaden di lereng gunung slamet dengan rata – rata curah hujan kurang lebih
589 mm/bulan. Daerah yang paling kering adalah daerah palu, Sulawesi tengah
dengan curah hujan rata-rata kurang lebih 45,.5 mm/bulan.
d.
Kebutuhan pangan atau memproduksi pangan
Hal tersebut di pengaruhi iklim karena penting mengingat setiap
jenis tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan memerluhkan kondisi iklim yang
berbeda-beda. Hasil suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara factor
genetic dan factor lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola
iklim, teknologi dan factor ekonomi. Dari factor lingkungan, maka factor tanah
telah banyak dipelajari dan difahami dibandingkan dengan factor iklim. Dan
iklim ini merupakan salah satu peubah dalam produksi pangan yang sukar di
kendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, pada umumnya cara – cara
bertani disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
2.5. Kerugian dan Keuntungan Iklim
Di Indonesia
a.
Kerugian
Terjadinya bencana yang sering terjadi di Indonesia akibat
perubahan iklim. Contohnya: musim hujan tiada henti mengakibatkan banjir pada
perkotaan dan tanah lonsor pada lereng yang gundul. Bila terjadi musim kemarau
berkepanjangan maka terjadi kekeringan pada suatu daerah. Yang lebih penting
tentang perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global dan mencairnya es
di kutub yang mengakibatkan pulau-pulau kecil tenggelam.
b.
Keuntungan
Indonesia sangat diuntungkan dengan iklim tropisnya. Bagai
permata dunia, banyak negara yang iri dengan apa yang kita miliki. Matahari
menyinari selama kurang lebih 12 jam per harinya. Ribuan jenis flora dan fauna
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di negara tercinta ini. Berbagai macam
jenis kayu yang dapat kita manfaatkan dengan bijak, salah satunya untuk
material bangun rumah. Selain itu jenis material lain juga sangat beragam,
sehingga memudahkan kita untuk menciptakan hunian yang nyaman, sesuai
keinginan, dan tentunya menarik dari segi fasadnya. Dengan adanya sinar
matahari yang cukup banyak dapat kita terima, sebenarnya dapat kita manfaatkan
secara maksimal untuk sumber pencahayaan alami dalam bangunan sehingga kita
dapat menghemat pemakaian listrik. Tetapi apabila tidak di rencanakan dengan
baik, bukan tidak mungkin sumber pencahayaan alami yang paling utama ini dapat
merepotkan anda. Salah satu yang merepotkan dalam rumah adalah silau. Silau ini
dapat diakibatkan oleh pantulan sinar matahari yang menimpa material bangunan
yang memiliki tingkat reflektifitas cukup tinggi, misalnya keramik, marmer, air.
2.6. Kondisi Perubahan Iklim Di
Indonesia
Pada saat yang sama, Indonesia beresiko mengalami kerugian
yang signifikan karena perubahan iklim. Karena keberadaannya sebagai negara
kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kekeringan
yang semakin panjang, frekuensi peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering,
dan curah hujan tinggi yang berujung pada bahaya banjir besar, semuanya
merupakan contoh dari dampak perubahan iklim. Terendamnya sebagian daratan
negara, seperti yang terjadi di Teluk Jakarta, telah mulai terjadi. Demikian
pula, keberagaman spesies hayati yang sangat kaya dimiliki Indonesia juga
berada dalam resiko yang sangat besar. Pada gilirannya, hal ini akan membawa
efek yang merugikan bagi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, sehingga
berujung kepada terciptanya ancaman atas ketersediaan pangan dan penghidupan.
Pemanasan global akan meningkatkan temperatur, memperpendek
musim hujan, dan meningkatkan intensitas curah hujan. Kondisi ini dapat
mengubah kondisi air dan kelembaban tanah yang akhirnya akan mempengaruhi
sektor pertanian dan ketersediaan pangan. Perubahan iklim dapat menurunkan
tingkat kesuburan tanah sebesar 2-8 %, sehingga menurunkan hasil panen beras.
Suatu model simulasi perubahan iklim telah memproyeksikan penurunan yang
signifikan dari hasil panen di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Pemanasan
global juga akan menaikkan level permukaan air laut, sehingga menggenangi
daerah pesisir produktif yang sekarang digunakan sebagai lahan pertanian. Tak
hanya itu, perubahan iklim juga akan meningkatkan dampak buruk dari wabah
penyakit yang ditularkan melalui air atau vektor lain seperti nyamuk. Pada
akhir dekade 1990an, El Nino dan La Nina diasosiasikan dengan wabah malaria dan
DBD. Akibat dari meningkatnya temperatur, malaria kini juga mengancam daerah
yang sebelumnya tak tersentuh karena suhu dingin, seperti dataran tinggi Irian
Jaya (2013 m. di atas permukaan laut) pada tahun 1997 (Climate Hotmap). Riset
juga telah mengkonfirmasi hubungan antara peningkatan temperatur dan mutasi
virus DBD. Ini berarti kasus-kasus DBD yang ada menjadi lebih sulit ditangani
dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Problem kesehatan lainnya juga dapat diperparah karena
perubahan iklim. Contohnya, manusia dengan penurunan fungsi jantung sangat
mungkin menjadi lebih rentan dalam cuaca yang panas karena mereka membutuhkan
energi lebih untuk mendinginkan tubuh mereka. Suhu panas juga dapat mencetuskan
masalah pernapasan. Konsentrasi zat ozone di level permukaan tanah akan
meningkat karena pemanasan suhu. Ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan
paru-paru manusia.
2.7.Hubungan Iklim Bagi Pertanian di
Indonesia
Indonesia merupakan negara agraris, tentu ada keterkaitannya
dengan bidang pertanian di Indonesia. Selain itu, sekitar 70% penduduk
Indonesia bekerja di sektor pertanian. Begitu halnya iklim sangat berpengaruh
pada pertanian. Pertanian sangat penting memgingat setiap jenis tanaman pada
berbagai tingkat pertumbuhan yang memerlukan kondisi iklim yang berbeda-beda.
Dengan memperhatikan unsur-unsur iklim kita dapat memperkirakan tanaman yang
cocok dengan keadaan iklim ditempat tersebut karena tanaman sebagai makhluk
hidup tentunya ada interaksi dengan iklim. Oleh sebab itu, iklim sangat
berpengaruh khususnya bagi pertanian di Indonesia. Untuk itu perhatian dan
kerjasama antara para ahli klimatologi atau ahli meterologi dengan ahli
pertanian semakin meningkat terutaman dalam rangka menunjang produksi tanaman
pangan di Indonesia.
2.8.Klasifikasi
Iklim di Indonesia.
1. Klasifikasi Iklim
MOHR (1933)
Klasifikasi iklim
di Indonesia yang didasrakan curah hujan agaknya di ajukan oleh Mohr pada tahun
1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah
Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam waktu yang lama.
Bulan Basah (BB) :
Bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan
melebihi angka evaporasi).
Bulan Kering (BK) :
Bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm (jumlah curah hujan lebih
kecil dari jumlah penguapan).
Tahap-tahap penentuan kelas iklim
menurut Mohr :
1.
Ambil data curah
hujan bulanan dari jangka waktu lama (30 tahun).
2.
Jumlahkan curah
hujan pada bulan yang sama selama jangka pengamatan.
3.
Cari curah hujan
rata-rata bulanan.
4.
Dari harga
rata-rata curah hujan bulan itu pilih BK dan BB nya.
5.
Dari kombinasi BK
dan BB itu dapat ditentukan kelas iklimnya.
Klasifikasi Iklim Mohr (1933)
Jadi contoh perhitungan di atas BK=3,
BB=6 berarti termasuk kelas iklim III, berarti “daerah dengan masa kering yang
sedang”.
2. Klasifikasi Iklim
Schmidt-Ferguson (1951)
Klasifikasi iklim
di Indonesia menurut Schmidt-Ferguson (1951) didasrkan kepada perbandingan
Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BB).
Kriteria BK an BB yang digunakan
dalam klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson sama dengan kriteria BK dan BB
oleh Mohr (1933), namun perbedaan utama yakni dalam cara perhitungan BK dan BB
akhir selama jangka waktu data curah hujan itu dihitung.
Bulan Kering :
Bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60 mm.
Bulan Basah :
Bulan dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm.
Bulan Lembab : Bulan
dengan curah hujan antara 60-100 mm.
Bulan Lembab (BL) tidak dimasukkan
dalam urmus penentuan tipe curah hujan (rainfall type) yang dinyatakan dalam
nilai Q (quotient Q).
Dari besarnya nilai Q inilah
selanjutnya ditentukan tipe curah hujan suatu tempat atau daerah.
Tahap-tahap cara penentuan tipe curah
hujan suatu tempat menurut Schmidt-Fergusom, yaitu :
1.
Gunakan data curah
hujan dalam jangka waktu 30 tahun.
2.
Dari data curah
hujan tiap tahun pilih masing –masing BK dan BB nya.
3.
Jumlahkan
masing-masing BK dan BB seluruh tahun dan hitung harga rata-ratanya.
4.
Harga rata-rata BK
dan harga rata-rata BB dimasukkan dalam rumus O, yakni :
5.
Lihat tabel atau
setigita Schmidt-Ferguson yang berisi kisaran nilai O untuk menentukan tiper
curah hujannya.
Tabel Schmidt-Ferguson :
Dari tabel 5-F atau segitiga S-F,
maka daerah contoh tersebut di atas termasuk tiper curah hujan D (sedang).
Tipe curah hujan Schmdit-Ferguson
terdiri dari 8 tiper (8 rainfall types). Tiap-tiap tipe mempunyai perbedaan 1,5
BK. Misalnya : tipe curah hujan A O -1,5
BK (O 0,14), Tipe B mempunyai 1,5-33 BK, tipe C mempunyai 3-4,5 BK dan
seterusnya.
Meskipun dengan klasifikasi ini dapat
ditentukan sifat suatu daerah mulai dari kering, lembab dan basah, namun belum
cukup memberikan informasi lengkap mengenai potensi pertaniannya, karena
kriteria BB hanya disasarkan kepada penguapan (evaporasi).
3. Klasifikasi iklim
menurut Oldeman (1975)
Klasifikasi iklim
menurut Oldeman (1975) disebut juga dengan klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian
ditampilkan sebagai “peta agroklimat” atau Atroclimatic map. Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan
kepada komoditi pertanian tanaman makanan utama seprti padi, jagung, kedelai
dan tanaman palawija lainnya.
Karena penggunaan air bagi tanaman-tanaman
utama merupakan hal yang penting di lahan tadah hujan, maka dnegna data curah
hujan dlam jangka lama, peta agroklimat ddidasarkan pada periode kering. Curah
hujan melebihi 200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah, sedangkan curah
hujan paling sedikit 100 mm per bula diperlukan untuk bertanam di lahan kering.
Dasar klasifikasi agroklimat ini
ialah kriteria Bulan Basah dan Bulan Kering.
Bulan Basah (BB) :
Bulan dengan curah hujan sama atau lebih besar dari 200 mm.
Bulan Kering (BK) :
Bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 100 mm.
Kriteria penentuan ??? ini didasarkan
pada besarnya evapotranspirasi, ???air melalui tanah dan tajuk tanman. Evapotranspirasi dianggap sebagai banyaknya
air yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam klasifikasi agroklimat ini maka pembagian zone agroklimat didsasrkan
pada seberan BB berturutan dan kombinasi BB dan BK.
1. Berdasarkan BB
Suatu BB
didefinisikan sebagai bulan dengan cukup air utnuk pertanaman padi sawah, yakni
paling sedikit 200 mm curah hujannya. Meskipun
umur tanaman padai ditentukan oleh varietasnya, periode dengan 5 BB berturutan
dianggap optimal untuk satu pertanaman padi sawah. Apabila terdapat periode lebih dari 9 BB
berturutan petani dapat bertanam padi 2 kali.
Namun bila BB kurang dari 3 bulan berturutan, tanaman padi mengandung
resiko gagal kecual ada pengairan.
2. Berdasarkan BB dan
BK :
Pembagian Zone
agroklimat selanjutnya didasrkan pula pada jumlah BK berturutan. Bulan Kering mempunyai curah hujan kurang
dari 100 mm. Bila terdapat kurang dari 2
BK dalam setahun, petani dengan mudah dapat mangatasi kelangkaan air hujan,
sebab pada umumnya masih terdapat cukup air dalam tanah untuk kebutuhan air
tanaman. Bila terdapat 2-4 BK rencana
pola tanam harus hati-hati apabila ingin bertanam sepanjang tahun. Suatu periode 5-6 BK berturutan dianggap
terlalu lama bila tidak ada irigasi bagi tanaman. Apabila bila periode kering melebihi 6 bulan,
maka kemungkinan gagalnya tanaman makin besar.
III. PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca
dalam waktu yang panjang
2. Macam – macam iklim di Indonesia
a. Iklim Musim (iklim Muson)
Iklim Muson terjadi karena pengaruh
angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin
musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.
b. Iklim Tropika (Iklim Panas)
Indonesia terletak di sekitar garis
khatulistiwa.
c. Iklim Laut.
Negara Indonesia adalah negara
kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh laut atau
samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim laut.
3. Faktor – factor yang mempengaruhi
iklim di Indonesia
a. Faktor alami
·
Pada skala global ( bumi secara keseluruhan )
·
Pada skala regional
·
Pada Skala Lokal
b. Faktor buatan
·
Pengaruh Manusia
4. Faktor – Faktor yang Dipengaruhi Iklim
di Indonesia
a. Suhu udara
b. Kelembaban udara
c. Curah hujan
d. Kebutuhan
pangan atau memproduksi pangan
5. Hubungan Iklim bagi Pertanian di
Indonesia
Pertanian sangat penting memgingat
setiap jenis tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan yang memerlukan kondisi iklim
yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan unsur-unsur iklim kita dapat
memperkirakan tanaman yang cocok dengan keadaan iklim ditempat tersebut karena
tanaman sebagai makhluk hidup tentunya ada interaksi dengan iklim. Oleh sebab
itu, iklim sangat berpengaruh khususnya bagi pertanian di Indonesia. Untuk itu
perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi atau ahli meterologi
dengan ahli pertanian semakin meningkat terutaman dalam rangka menunjang
produksi tanaman pangan di Indonesia.
3.2. Saran
Mahasiswa harus lebih memahami apa
pengertian iklim, perubahan iklim, sebab perubahan iklim itu terjadi, dan
akibat yang dapat ditimbulkan serta
beberapa penomena alam seperti elnino dan lamina. Sehingga kita dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif
yang dapat ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrim: kekeringan,
banjir, serta angin kencang, badai-badai salju,gelombang udara panas, gelombang
udara dingin.
DAFTAR PUSTAKA
Wardiyatmoko.
2006. Geografi. Erlangga. Jakarta
Tjasyono,
Bayong HK. 2004. Klimatologi. ITB.
Bandung
Anonim.
2012. Pengertian Iklim.
http://google.co.id/. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012.