Minggu, 11 Desember 2022

Best Practice Model STAR


 

BEST PRACTICE

 

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATERI MEMAKNAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGGUNAN MODEL PBL DAN METODE BERVARIASI KELAS VIII SMPN SATU ATAP 3 KATINGAN HULU

 

 

 

 





 

 

 

 

 

 

 

 

 


DISUSUN OLEH :

 

NAMA           : AHMAD RAMLAN

NO.UKG       : 201900847976

PRODI         : PPKn

LPTK           : UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PPG DALAM JABATAN KATEGORI 2

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TAHUN 2022



LK 3.1 Menyusun Best Practices

 

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMPN Satu Atap 3 Katingan Hulu

Lingkup Pendidikan

SMP

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran PPKn

Penulis

Ahmad Ramlan, S.Pd

Tanggal

 

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pengamatan dari praktek pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya tentang motivasi belajar siswa. Dari hasil pengamatan itu,dengan menggunakan beberapa indikator diantaranya yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran, semangat siswa dalam pembelajaran dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Merujuk kepada indikator tersebut terdapat sebagian besar siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Terbukti disaat pembelajaran berlangsung siswa kurang menunjukan perhatian, semangat dan partisipasi dalam pembelajaran.

Berangkat dari permasalahan diatas maka, langkah yang perlu diambil yaitu dengan mengubah cara mengajar. Cara mengajar tersebut meliputi model, metode dan media yang digunakan. Dalam hal ini, penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, Metode pembelajaran bervaraisi dan menggunakan media Power point dan video.

 

Pentingnya praktik ini dibagikan :

Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar yang perlu dimiliki oleh siswa. Jika siswa tidak termotivasi dalam pembelajaran maka akan berpengaruh kepada hasil belajar. Oleh sebab itu maka praktik ini sangat penting untuk dibagikan sebagai referensi bagi guru lain dalam menghadapi masalah yang sama.

 

Peran dan tangggung jawab :

Dalam praktik pembelajaran ini seorang guru harus berperan sebagai pendidik profesional dengan tanggung jawab yaitu merencang perangkat pembelajaran yang ideal, melaksankan pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan model, metode dan media yang tepat, melakukan penilaian, melakukan tindak lanjut hasil penilaian dengan memanfaatkan teknologi serta melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan untuk perbaikan.

 

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

Yang menjadi tantangan dalam melaksankan praktik pembelajaran ini yaitu :

1.  Siswa belum terbiasa dengan praktik pembelajaran inovatif

Ketika menerapkan praktik pembelajaran ini beberapa siswa terlihat masih belum mampu menyesuaikan diri dengan perencanaan pembelajaran. Terbukti dengan disaat melakukan diskusi kelompok ada beberapa siswa yang terlihat kurang aktif.

 

2.  Terbatasnya pengalaman guru

Pengalaman guru yang masih terbatas dalam menerapkan praktik pembelajaran inovatif menjadi salah satu tantangan. Praktik pembelajaran inovatif hal yang baru bagi guru sehinga guru perlu melakukan penyesuai dengan model, media dan teknologi pembelajaran yang akan digunakan.

 

3.  Kondisi Kelas

Jumlah siswa yang banyak tidak diimbangi dengan luas ruang kelas yang memadai. Guru kesulitan dalam mengelola kelompok belajar. Pengaturan meja dan kursi ketika siswa kerja kelompok kurang tertata rapi.

 

4.  Pemilihan Media yang Sesuai dengan Materi

Media pembelajaran yang baik adalah media yang mampu menjadikan siswa lebih tertarik terhadap media tersebut. Untuk mencapai hal diatas perlu kreatifitas dari guru untuk merancang dan memilih media yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disajikan. Dalam hal pemilhan media yang menjadi tantangan adalah kurangnya referensi dan ketersediaan media yang terbatas.

5.  Terbatasnya buku penunjang

Ketersedian buku menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Buku yang terbatas akan menjadi tantangan dalam malaksanakan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus menyediakan bahan-bahan yang diperlukan terkait materi yang diajarkan.

 

Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini yaitu :

1.  Kepala Sekolah

Sebelum melaksanakan praktik pembelajaran guru berkordinasi dengan kepala sekolah dalam rangka mempersiapkan alat pendukung pembelajaran. Seperti mepersiapkan LCD, listrik, dan ruang kelas.

2.  Rekan Sejawat

Dalam hal ini rekan sejawat cukup berperan penting dalam mensukseskan kegiatan. Selama proses pembelajaran berlangsung rekan sejawat menajadi observer yang mengamati seluruh aspek kegiatan yang dilakukan guru. Ketika menghadapi permasalahan dikelas, guru secara aktif berkonsultasi dengan rekan sejawat serta berbagi pengalaman.

3.  Siswa

Tidak bisa dipungkiri bahwa tanpa siswa maka kegiatan praktik pembelajaran tidak bisa dilakukan. Disini siswa berperan sangat penting dalam kegaitan. Hampir seluruh aspek kegiatan melibatkan siswa sebagai subjek.

 

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

Langkah yang dilakukan dalam menghadapi tantangan yaitu :

1.  Merancang Perangkat Pembelajaran Inovatif

Dalam hal ini guru sebelum melaksanakan pembelajaran harus menysun perencanaan yang termuat dalam RPP. Dalam RPP pembelajaran inovatif siswa akan dibiasakan dengan kegiatan yang mengarah kepada berfikir kristis dan kreatif. Sehingga siswa merasa tertantang mengikuti pembelajaran. Pembelajaran inovatif sebisa mungkin menuntun siswa mengembangkan potensinya, karena aktivitas yang dirancang berorientasi kepada siswa.

2.  Melaksanakan Pembelajaran Inovatif

Untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran inovatif, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dirancang.

3.  Mengoptimalkan Pengelolaan  Kelas

Dalam mengelola kelas strategi yang dilakukan guru yaitu mempersiapkan peserta didik baik fisik maupun psikis agar siap mengikuti proses pembelajaran. Guru dapat melakukan pendekatan personal maupun kelompok dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik.

4.  Merancang Media Pembelajaran yang Interaktif

Penggunaan media pembelajaran sangat penting dalam mensukseskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kehadiran media pembelajaran akan menjadi daya tarik bagi siswa untuk lebih fokus terhadap materi yang akan disampaikan. Memperhatikan manfaat dari media pembelajaran tersebut maka guru menggunakan media slide PPT, video dan gambar dengan harapan agar siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran PPKn.

5.  Memanfaatkan Teknologi dalam Pembelajaran

Dalam praktik pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan teknologi Laptop dan LCD sebagai alat untuk memproyeksikan media yang telah dibuat. Kehadiran Laptop dan LCD dalam pembelajaran menjadi hal yang menarik, sebab siswa akan menjadi lebih senang mengikuti pembelajaran.

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Dampak dari aksi yang dilakukan yaitu :

1.  Siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

Dari hasil evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan indikator motivasi siswa menunjukan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar sebelum dan sesudah melaksanakan aksi. Dari 22 siswa yang mengisi instrumen evaluasi rata-rata siswa mengatakan termotivasi mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning.

2.  Bertambahnya penguasaan guru dalam pembelajaran inovatif

Sebelumnya guru menggunakan model pembelajaran yang berpusat kepada guru. Setelah melaksanakan aksi dengan menggunakan model PBL, guru merasa model yang digunakan cukup efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Terlihat dari adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Dalam penerapan pembelajaran menggunakan model PBL siswa akan lebih aktif untuk memecahkan masalah, mencari informasi serta memberikan solusi.

3.  Meningkatnya kemampuan guru dalam mengoperasikan teknologi.

4.  Meningkatnya Kemampuan Berfikir Kritis Siswa.

5.  Meningkatnya kejasama antara kepala sekolah, guru dan siswa.

Sebelum melakukan aksi, terlebih dahulu guru melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa agar dalam pelaksanaan aksi berjalan dengan lancar.

 

Respon pihak lain terhadap strategi yang dilakukan :

1.  Kepala sekolah dan rekan sejawat merespon baik terhadap praktik pembelajaran yang sudah dilakukan. Selama kegiatan baik kepala sekolah maupun rekan sejawat mendukung penuh dan siap membantu untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran dikelas.

2.  Siswa menyambut baik terhadap praktik pembelajaran yang dilakukan guru. Dari hasil refleksi yang dilakukan rata-rata siswa merasa senang mengkuti proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar, video, slide PPT dan model pembelajaran PBL.

 

Yang menjadi Faktor Keberhasilan dalam strategi ini :

1.  Kemampuan dalam merancang perangkat pembelajaran inovatif.

2.  Kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran inovatif.

3.  Kerjasama yang baik antara kepala sekolah, rekan sejawat serta siswa.

4.  Penggunaan media dan model pembelajaran yang tepat.

 

Pembelajaran dari Seluruh Proses yang dilakukan :

1.  Kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik jika tidak direncanakan terlebih dahulu. Oleh sebab itu guru harus membuat perangkat pembelajaran sebagai rencana awal sebelum melaksanakan pembelajaran dikelas.

2.  Guru harus merubah cara mengajar dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat kepada siswa. Dalam hal ini guru harus mampu merancang pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas siswa.

3.  Guru harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman agar pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kompetensi di abad 21 yaitu berfikir kritis, kolaboratif, kreatif dan komunikatif.

 

 

Senin, 23 Maret 2015

Makalah Tentang Iklim

KATA PENGANTAR
 
Puji  syukur  kehadirat  Tuhan  Yang  Maha  Kuasa,  karena  kami diberi  kesehatan  dan  kekuatan dalam  berbagai  macam  rintangan  dan  cobaan  dalam  pembuatan makalah ini yang berjudul ‘Iklim’.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan pada teknis penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyampurnaan makalah ini. Sehubungan penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha dengan penuh menurut kemampuan yang ada, dengan penuh ketebahan dan kemantapan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
                        
                                                                                                      Palangka Raya, Juni 2014

                                                                                               Penulis





DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................                  i
DAFTAR ISI........................................................................................................                  ii
I. PENDAHULUAN
      1.1.   Latar Belakang.............................................................................................                  1
      1.2. Tujuan.............................................................................................................                 1
      1.3. Manfaat...........................................................................................................                 1
II. PEMBAHASAN
      2.1. Pengertian Iklim.............................................................................................                  3
      2.2. Macam-Macam Iklim Di Indonesia...............................................................                  3
      2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Di Indonesia...............................                  6 2.4. Faktor-Faktor Yang  Dipengaruhi Di Indonesia............................................                       7
      2.5. Kerugian dan Keuntungan Iklim Di Indonesia..............................................                 8
      2.6. Kondisi Perubahan Iklim Di Indonesia..........................................................                 9
      2.7. Hubungan Iklim Bagi Pertanian Indonesia....................................................                  10
      2.8. Klasifikasi Iklim di Indonesia........................................................................                  11
III. PENUTUP
      3.1. Kesimpulan.....................................................................................................                 14
      3.2. Saran..............................................................................................................                  15
DAFTAR PUSTAKA



















I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Di Indonesia secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Seluruh kepulauan Indonesia yang letaknya sepanjang khatulistiwa antara 6° LU dan 11° LS dan antara 95° dan 141° BT termasuk daerah beriklim tropis. Sifat utamanya ialah suhu yang selalu tinggi, tanpa penyimpangan-penyimpangan yang besar.
Sehingga dalam hal ini dipelajarilah mengenai iklim di Indonesia salah satunya yaitu mengenai macam – macam iklim di Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun guna dari mempelajari lebih lanjut mengenai Iklim di Indonesia beserta macam serta faktor yang dapat mempengaruhi iklim di Indonesia yang mana akan berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu hal ini juga berpengaruh pada keadaan tanah yang menjadi media tumbuh untuk tanaman yang dibudidayakan.
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu iklim
2. Untuk mengenal akan macam-macam iklim di Indonesia
3. Untuk mengetahui faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi iklim di indonesia
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kerugian dan keuntungan adanya iklim di indonesia
5. Untuk mengetahui pengaruh iklim di Indonesia seperti pada aspek pertanian.
1.3.Manfaat
1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrim: kekeringan, banjir, serta angin kencang, badai-badai salju,gelombang udara panas, gelombang udara dingin.
2. Menyelenggarakan kegiatan dan usaha dibidang teknik, sosial, dan ekonomi dengan menerapkan teknologi maanfaat sumber daya iklim.
3.Untuk menghindari dari kerugian yang diakibatkan oleh iklim sehingga dapat menyesuaikan dan melaksanakan kegiatan usaha yang cocok dengan bidang usaha.
4. Menyusun rekayasa bidang teknik, bidang sosial dan ekonomi dengan menerapkan teknologi pemanfaatan sumberdaya iklim seperti listrik tenaga angin, tenaga surya, hujan buatan, pertanian hidroponik, rumah kaca, rumah plastik, dan sebagainya.         


II.PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Iklim
Iklim adalah :
1.      Keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah yang luas dan dalam kurun waktu yang lama (25- 30 tahun).
2.      Berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi secara sesaan tetapi dalam kurun waktu yang panjang ( Kementrian lingkungan hidup, 2001 ).
3.      Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
4.      Iklim adalah konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
2.2. Macam-Macam Iklim Di Indonesia
Iklim di Indonesia hampir seluruhnya tropis. Seragam air hangat yang membentuk 81% dari daerah di Indonesia memastikan bahwa suhu di darat tetap cukup konstan, dengan dataran pantai rata-rata 28 °C, daerah pedalaman dan gunung rata-rata 26 °C, dan daerah pegunungan yang lebih tinggi, 23 °C. Suhu bervariasi sedikit dari musim ke musim, dan Indonesia relatif mengalami sedikit perubahan pada panjang siang hari dari satu musim ke musim berikutnya, perbedaan antara hari terpanjang dan terpendek hari tahun ini hanya empat puluh delapan menit. Hal ini memungkinkan tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun.
Variabel utama iklim di Indonesia tidak suhu atau tekanan udara, namun curah hujan. Daerah itu kelembaban relatif berkisar antara 70 dan 90%. Angin yang moderat dan umumnya dapat diprediksi, dengan musim hujan biasanya bertiup dari selatan dan timur pada bulan Juni hingga September dan dari barat laut pada bulan Desember sampai Maret. Topan dan badai skala besar menimbulkan bahaya sedikit untuk pelaut di perairan Indonesia; bahaya besar berasal dari arus deras di saluran.


Iklim yang di kenal di Indonesia ada tiga iklim antara lain terdiri dari iklim musim (muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
1.      Iklim Musim (Iklim Muson)
Iklim Muson terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.
a.       Angin Musim Barat Daya.
Angin Musim Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan Oktober sampai April sifatnya basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan
b.      Angin Musim Timur Laut.
Angin Musim Timur Laut adalah angin yang bertiup antara bulan April sampai Oktober, sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau.
2.      Iklim Tropika (Iklim Panas)
Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropika (panas). Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan negara Indonesia beriklim tropika (panas), Iklim ini berakibat banyak hujan yang disebut Hujan Naik Tropika. Sebuah iklim tropis adalah iklim yang tropis. Dalam klasifikasi iklim Köppen itu adalah non- kering iklim di mana semua dua belas bulan memiliki temperatur rata-rata di atas 18 ° C (64 ° F). Berbeda dengan ekstra-tropis, dimana terdapat variasi kuat dalam panjang hari, dan karenanya suhu, dengan musim, suhu tropis tetap relatif konstan sepanjang tahun dan variasi musiman yang didominasi oleh presipitasi. Iklim tropis terletak antara 0° – 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
            Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
a.       Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
b.      Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 – 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
c.       Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
d.      Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia
3.      Iklim Laut.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim laut. Sifat iklim ini lembab dan banyak mendatangkan hujan.
Iklim laut berada di daerah :
a.       Tropis dan sub tropis.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
·         Suhu rata-rata tahunan rendah;
·         Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
·         Banyak awan, dan
·         Sering hujan lebat disertai badai.
b.      Daerah sedang.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
·         Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
·          Banyak awan;
·         Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
·         Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa, sehingga dalam setahun matahari melintasi ekuator sebanyak dua kali. Matahari tepat berada di ekuator setiap tanggal 23 Maret dan 22 September. Sekitar April-September, matahari berada di utara ekuator dan pada Oktober-Maret matahari berada di selatan. Pergeseran posisi matahari setiap tahunnya menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat matahari berada di utara ekuator, sebagian wilayah Indonesia mengalami musim kemarau, sedangkan saat matahari ada di selatan, sebagaian besar wilayah Indonesia mengalami musim penghujan.
Unsur iklim yang sering dan menarik untuk dikaji di Indonesia adalah curah hujan, karena tidak semua wilayah Indonesia mempunyai pola hujan yang sama. Diantaranya ada yang mempunyai pola munsonal, ekuatorial dan lokal. Pola hujan tersebut dapat diuraikan berdasarkan pola masing-masing.
Distribusi hujan bulanan dengan pola monsun adalah adanya satu kali hujan minimum. Hujan minimum terjadi saat monsun timur sedangkan saat monsun barat terjadi hujan yang berlimpah. Monsun timur terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu saat matahari berada di garis balik utara. Oleh karena matahari berada di garis balik utara maka udara di atas benua Asia mengalami pemanasan yang intensif sehingga Asia mengalami tekanan rendah. Berkebalikan dengan kondisi tersebut di belahan selatan tidak mengalami pemanasan intensif sehingga udara di atas benua Australia mengalami tekanan tinggi. Akibat perbedaan tekanan di kedua benua tersebut maka angin bertiup dari tekanan tinggi (Australia) ke tekanan rendah (Asia) yaitu udara bergerak di atas laut yang jaraknya pendek sehingga uap air yang dibawanyapun sedikit.
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Di Indonesia
Fator-faktornya dapat diperinci sebagai berikut :
1. Faktor alami
a. Pada skala global ( bumi secara keseluruhan )
Kepulauan Indonesia dikelilingi oleh dua samudra yaitu samudera hindia dan samudera pasifik dan berbatasan dengan dua benua yaitu benua austalia dan benua asia.
b. Pada skala regional
Kepulauan Indonesia terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil , dikelilingi dan diantarai oleh laut – laut dan selat – selat.
c. Pada Skala Lokal
Gunung-gunung yang menjulang tinggi besar pengaruhnya atas penyebaran curah hujan dan suhu. Iklim dapat dipengaruhi oleh pegunungan. Pegunungan menerima curah hujan lebih dari daerah dataran rendah karena suhu di atas gunung lebih rendah daripada suhu di permukaan laut.
2. Faktor buatan
• Pengaruh Manusia
Faktor di atas mempengaruhi iklim secara alami, namun kita tidak bisa melupakan pengaruh manusia di iklim kita miliki. Kami telah mempengaruhi iklim sejak kita muncul di bumi ini jutaan tahun lalu. Pada waktu itu, yang mempengaruhi iklim kecil. Pohon-pohon ditebang untuk menyediakan kayu untuk api. Pohon mengambil karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Penurunan pohon karena itu akan telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer.
Revolusi Industri, mulai pada akhir abad 19, telah memiliki pengaruh yang besar pada iklim.. Penemuan motor mesin dan meningkatkan pembakaran bahan bakar fosil telah meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer Jumlah pohon yang ditebang juga meningkat, yang berarti bahwa karbon dioksida dihasilkan ekstra tidak dapat diubah menjadi oksigen
2.4. Faktor-Faktor Yang Dipengaruhi Iklim Di Indonesia
a. Suhu udara
Karena posisi Indonesia terletak pada lintang yang rendah, maka Indonesia memiliki suhu rata –rata tahunan yang tinggi yaitu kurang lebih 26 °C. suhu udara di pengaruhi oleh iklim karena suhu yang tinggi akan mengakibatkan banyak penguapan apalagi dilihat dari letak geografis Indonesia, memungkinkan adanya penguapan yang besar, oleh karena itu pada musim kemarau kadang – kadang juga masih banyak hujan. Dengan demikian tidak ada batas yang jelas antara musim kemarau dan musim penghujan.
b. Kelembaban udara
Kelembaban udara ialah keadaan fisik atmosfer dalam hubungannya dengan uap air. Dalam kaitannya dengan air yang selalu terdapat dalam atmosfer, berupa uap (gas), butir-butir air atau es yang melayang-layang(awan, kabut). Jumlahnya sekitar 2% dari massa seluruh atmosfer. Tetapi jumlah ini tidak tetap dan berkisar antara hampir 0%-5%. Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi.
c. Curah hujan
Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas, iklim tropis dan suhu yang tinggi , maka penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelembaban udara selalu tinggi. Kelembaban udara yang tinggi inilah yang akan menyebabkan curah hujan yang tinggi pula. Meskipun demikian, banyaknya curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh beberapa factor. Diantaranya yaitu :
·         Letak daerah konvergensi antartropis
·          Bentuk medan dan arah lereng medan
·         Arah angin yang sejajar dengan pantai
·         Jarak perjalanan angin di atas medan datar
·         Posisi geografis daerahnya.
Rata – rata curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, yaitu lebih dari 2000 mm/tahun. Daerah yang paling tinggi curah hujannya yaitu daerah baturaden di lereng gunung slamet dengan rata – rata curah hujan kurang lebih 589 mm/bulan. Daerah yang paling kering adalah daerah palu, Sulawesi tengah dengan curah hujan rata-rata kurang lebih 45,.5 mm/bulan.
d. Kebutuhan pangan atau memproduksi pangan
Hal tersebut di pengaruhi iklim karena penting mengingat setiap jenis tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan memerluhkan kondisi iklim yang berbeda-beda. Hasil suatu jenis tanaman bergantung pada interaksi antara factor genetic dan factor lingkungan seperti jenis tanah, topografi, pengelolaan, pola iklim, teknologi dan factor ekonomi. Dari factor lingkungan, maka factor tanah telah banyak dipelajari dan difahami dibandingkan dengan factor iklim. Dan iklim ini merupakan salah satu peubah dalam produksi pangan yang sukar di kendalikan. Oleh karena itu dalam usaha pertanian, pada umumnya cara – cara bertani disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
2.5. Kerugian dan Keuntungan Iklim Di Indonesia
a. Kerugian
Terjadinya bencana yang sering terjadi di Indonesia akibat perubahan iklim. Contohnya: musim hujan tiada henti mengakibatkan banjir pada perkotaan dan tanah lonsor pada lereng yang gundul. Bila terjadi musim kemarau berkepanjangan maka terjadi kekeringan pada suatu daerah. Yang lebih penting tentang perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global dan mencairnya es di kutub yang mengakibatkan pulau-pulau kecil tenggelam.
b. Keuntungan
Indonesia sangat diuntungkan dengan iklim tropisnya. Bagai permata dunia, banyak negara yang iri dengan apa yang kita miliki. Matahari menyinari selama kurang lebih 12 jam per harinya. Ribuan jenis flora dan fauna dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di negara tercinta ini. Berbagai macam jenis kayu yang dapat kita manfaatkan dengan bijak, salah satunya untuk material bangun rumah. Selain itu jenis material lain juga sangat beragam, sehingga memudahkan kita untuk menciptakan hunian yang nyaman, sesuai keinginan, dan tentunya menarik dari segi fasadnya. Dengan adanya sinar matahari yang cukup banyak dapat kita terima, sebenarnya dapat kita manfaatkan secara maksimal untuk sumber pencahayaan alami dalam bangunan sehingga kita dapat menghemat pemakaian listrik. Tetapi apabila tidak di rencanakan dengan baik, bukan tidak mungkin sumber pencahayaan alami yang paling utama ini dapat merepotkan anda. Salah satu yang merepotkan dalam rumah adalah silau. Silau ini dapat diakibatkan oleh pantulan sinar matahari yang menimpa material bangunan yang memiliki tingkat reflektifitas cukup tinggi, misalnya keramik, marmer, air.
2.6. Kondisi Perubahan Iklim Di Indonesia
Pada saat yang sama, Indonesia beresiko mengalami kerugian yang signifikan karena perubahan iklim. Karena keberadaannya sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kekeringan yang semakin panjang, frekuensi peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering, dan curah hujan tinggi yang berujung pada bahaya banjir besar, semuanya merupakan contoh dari dampak perubahan iklim. Terendamnya sebagian daratan negara, seperti yang terjadi di Teluk Jakarta, telah mulai terjadi. Demikian pula, keberagaman spesies hayati yang sangat kaya dimiliki Indonesia juga berada dalam resiko yang sangat besar. Pada gilirannya, hal ini akan membawa efek yang merugikan bagi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, sehingga berujung kepada terciptanya ancaman atas ketersediaan pangan dan penghidupan.
Pemanasan global akan meningkatkan temperatur, memperpendek musim hujan, dan meningkatkan intensitas curah hujan. Kondisi ini dapat mengubah kondisi air dan kelembaban tanah yang akhirnya akan mempengaruhi sektor pertanian dan ketersediaan pangan. Perubahan iklim dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah sebesar 2-8 %, sehingga menurunkan hasil panen beras. Suatu model simulasi perubahan iklim telah memproyeksikan penurunan yang signifikan dari hasil panen di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Pemanasan global juga akan menaikkan level permukaan air laut, sehingga menggenangi daerah pesisir produktif yang sekarang digunakan sebagai lahan pertanian. Tak hanya itu, perubahan iklim juga akan meningkatkan dampak buruk dari wabah penyakit yang ditularkan melalui air atau vektor lain seperti nyamuk. Pada akhir dekade 1990an, El Nino dan La Nina diasosiasikan dengan wabah malaria dan DBD. Akibat dari meningkatnya temperatur, malaria kini juga mengancam daerah yang sebelumnya tak tersentuh karena suhu dingin, seperti dataran tinggi Irian Jaya (2013 m. di atas permukaan laut) pada tahun 1997 (Climate Hotmap). Riset juga telah mengkonfirmasi hubungan antara peningkatan temperatur dan mutasi virus DBD. Ini berarti kasus-kasus DBD yang ada menjadi lebih sulit ditangani dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.
Problem kesehatan lainnya juga dapat diperparah karena perubahan iklim. Contohnya, manusia dengan penurunan fungsi jantung sangat mungkin menjadi lebih rentan dalam cuaca yang panas karena mereka membutuhkan energi lebih untuk mendinginkan tubuh mereka. Suhu panas juga dapat mencetuskan masalah pernapasan. Konsentrasi zat ozone di level permukaan tanah akan meningkat karena pemanasan suhu. Ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru manusia.
2.7.Hubungan Iklim Bagi Pertanian di Indonesia
Indonesia merupakan negara agraris, tentu ada keterkaitannya dengan bidang pertanian di Indonesia. Selain itu, sekitar 70% penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Begitu halnya iklim sangat berpengaruh pada pertanian. Pertanian sangat penting memgingat setiap jenis tanaman pada berbagai tingkat pertumbuhan yang memerlukan kondisi iklim yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan unsur-unsur iklim kita dapat memperkirakan tanaman yang cocok dengan keadaan iklim ditempat tersebut karena tanaman sebagai makhluk hidup tentunya ada interaksi dengan iklim. Oleh sebab itu, iklim sangat berpengaruh khususnya bagi pertanian di Indonesia. Untuk itu perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi atau ahli meterologi dengan ahli pertanian semakin meningkat terutaman dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan di Indonesia.

2.8.Klasifikasi Iklim di Indonesia.
1.    Klasifikasi Iklim MOHR (1933)
Klasifikasi iklim di Indonesia yang didasrakan curah hujan agaknya di ajukan oleh Mohr pada tahun 1933. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam waktu yang lama.
Bulan Basah (BB)  :  Bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (jumlah curah hujan bulanan melebihi angka evaporasi).
Bulan Kering (BK)  :  Bulan dengan curah hujan kurang dari 60 mm (jumlah curah hujan lebih kecil dari jumlah penguapan).
Tahap-tahap penentuan kelas iklim menurut Mohr :
1.      Ambil data curah hujan bulanan dari jangka waktu lama (30 tahun).
2.      Jumlahkan curah hujan pada bulan yang sama selama jangka pengamatan.
3.      Cari curah hujan rata-rata bulanan.
4.       Dari harga rata-rata curah hujan bulan itu pilih BK dan BB nya.
5.      Dari kombinasi BK dan BB itu dapat ditentukan kelas iklimnya.
Klasifikasi Iklim Mohr (1933)
Jadi contoh perhitungan di atas BK=3, BB=6 berarti termasuk kelas iklim III, berarti “daerah dengan masa kering yang sedang”.
2.    Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson (1951)
Klasifikasi iklim di Indonesia menurut Schmidt-Ferguson (1951) didasrkan kepada perbandingan Bulan Kering (BK) dan Bulan Basah (BB).
Kriteria BK an BB yang digunakan dalam klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson sama dengan kriteria BK dan BB oleh Mohr (1933), namun perbedaan utama yakni dalam cara perhitungan BK dan BB akhir selama jangka waktu data curah hujan itu dihitung.
Bulan Kering  :  Bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 60 mm.
Bulan Basah  :  Bulan dengan curah hujan lebih besar dari 100 mm.
Bulan Lembab  :  Bulan dengan curah hujan antara 60-100 mm.
Bulan Lembab (BL) tidak dimasukkan dalam urmus penentuan tipe curah hujan (rainfall type) yang dinyatakan dalam nilai Q (quotient Q).
Dari besarnya nilai Q inilah selanjutnya ditentukan tipe curah hujan suatu tempat atau daerah.
Tahap-tahap cara penentuan tipe curah hujan suatu tempat menurut Schmidt-Fergusom, yaitu :
1.      Gunakan data curah hujan dalam jangka waktu 30 tahun.
2.      Dari data curah hujan tiap tahun pilih masing –masing BK dan BB nya.
3.      Jumlahkan masing-masing BK dan BB seluruh tahun dan hitung harga rata-ratanya.
4.      Harga rata-rata BK dan harga rata-rata BB dimasukkan dalam rumus O, yakni :
5.      Lihat tabel atau setigita Schmidt-Ferguson yang berisi kisaran nilai O untuk menentukan tiper curah hujannya.
Tabel Schmidt-Ferguson :
Dari tabel 5-F atau segitiga S-F, maka daerah contoh tersebut di atas termasuk tiper curah hujan D (sedang).
Tipe curah hujan Schmdit-Ferguson terdiri dari 8 tiper (8 rainfall types). Tiap-tiap tipe mempunyai perbedaan 1,5 BK.  Misalnya : tipe curah hujan A O -1,5 BK (O 0,14), Tipe B mempunyai 1,5-33 BK, tipe C mempunyai 3-4,5 BK dan seterusnya.
Meskipun dengan klasifikasi ini dapat ditentukan sifat suatu daerah mulai dari kering, lembab dan basah, namun belum cukup memberikan informasi lengkap mengenai potensi pertaniannya, karena kriteria BB hanya disasarkan kepada penguapan (evaporasi).
     3.    Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975)
Klasifikasi iklim menurut Oldeman (1975) disebut juga dengan klasifikasi agroklimat. Peta cuaca pertanian ditampilkan sebagai “peta agroklimat” atau Atroclimatic map.  Klasifikasi iklim ini terutama ditujukan kepada komoditi pertanian tanaman makanan utama seprti padi, jagung, kedelai dan tanaman palawija lainnya.
Karena penggunaan air bagi tanaman-tanaman utama merupakan hal yang penting di lahan tadah hujan, maka dnegna data curah hujan dlam jangka lama, peta agroklimat ddidasarkan pada periode kering. Curah hujan melebihi 200 mm sebulan dianggap cukup untuk padi sawah, sedangkan curah hujan paling sedikit 100 mm per bula diperlukan untuk bertanam di lahan kering.
Dasar klasifikasi agroklimat ini ialah kriteria Bulan Basah dan Bulan Kering.
Bulan Basah (BB)  :  Bulan dengan curah hujan sama atau lebih besar dari 200 mm.
Bulan Kering (BK)  :  Bulan dengan curah hujan lebih kecil dari 100 mm.
Kriteria penentuan ??? ini didasarkan pada besarnya evapotranspirasi, ???air melalui tanah dan tajuk tanman.  Evapotranspirasi dianggap sebagai banyaknya air yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam klasifikasi agroklimat ini maka pembagian zone agroklimat didsasrkan pada seberan BB berturutan dan kombinasi BB dan BK.
    1.    Berdasarkan BB
Suatu BB didefinisikan sebagai bulan dengan cukup air utnuk pertanaman padi sawah, yakni paling sedikit 200 mm curah hujannya.  Meskipun umur tanaman padai ditentukan oleh varietasnya, periode dengan 5 BB berturutan dianggap optimal untuk satu pertanaman padi sawah.  Apabila terdapat periode lebih dari 9 BB berturutan petani dapat bertanam padi 2 kali.  Namun bila BB kurang dari 3 bulan berturutan, tanaman padi mengandung resiko gagal kecual ada pengairan.
     2.    Berdasarkan BB dan BK :
Pembagian Zone agroklimat selanjutnya didasrkan pula pada jumlah BK berturutan.  Bulan Kering mempunyai curah hujan kurang dari 100 mm.  Bila terdapat kurang dari 2 BK dalam setahun, petani dengan mudah dapat mangatasi kelangkaan air hujan, sebab pada umumnya masih terdapat cukup air dalam tanah untuk kebutuhan air tanaman.  Bila terdapat 2-4 BK rencana pola tanam harus hati-hati apabila ingin bertanam sepanjang tahun.  Suatu periode 5-6 BK berturutan dianggap terlalu lama bila tidak ada irigasi bagi tanaman.  Apabila bila periode kering melebihi 6 bulan, maka kemungkinan gagalnya tanaman makin besar.


           


III. PENUTUP

3.1.Kesimpulan
1.      Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang
2.      Macam – macam iklim di Indonesia
a.       Iklim Musim (iklim Muson)
Iklim Muson terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.
b.      Iklim Tropika (Iklim Panas)
Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa.
c.       Iklim Laut.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim laut.
3.      Faktor – factor yang mempengaruhi iklim di Indonesia
a.       Faktor alami
·         Pada skala global ( bumi secara keseluruhan )
·         Pada skala regional
·         Pada Skala Lokal
      b. Faktor buatan
·         Pengaruh Manusia
      4. Faktor – Faktor yang Dipengaruhi Iklim di Indonesia
       a. Suhu udara
       b. Kelembaban udara
       c. Curah hujan
    d. Kebutuhan pangan atau memproduksi pangan
       5. Hubungan Iklim bagi Pertanian di Indonesia
Pertanian sangat penting memgingat setiap jenis tanaman pada berbagai tingkat   pertumbuhan yang memerlukan kondisi iklim yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan unsur-unsur iklim kita dapat memperkirakan tanaman yang cocok dengan keadaan iklim ditempat tersebut karena tanaman sebagai makhluk hidup tentunya ada interaksi dengan iklim. Oleh sebab itu, iklim sangat berpengaruh khususnya bagi pertanian di Indonesia. Untuk itu perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi atau ahli meterologi dengan ahli pertanian semakin meningkat terutaman dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan di Indonesia.
3.2. Saran
            Mahasiswa harus lebih memahami apa pengertian iklim, perubahan iklim, sebab perubahan iklim itu terjadi, dan akibat yang dapat ditimbulkan  serta beberapa penomena alam seperti elnino dan lamina. Sehingga kita dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrim: kekeringan, banjir, serta angin kencang, badai-badai salju,gelombang udara panas, gelombang udara dingin.





DAFTAR PUSTAKA
Wardiyatmoko. 2006. Geografi. Erlangga. Jakarta
Tjasyono, Bayong HK. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung
Anonim. 2012. Pengertian Iklim. http://google.co.id/. Diakses pada tanggal 10 Oktober   2012.
          Diantoro, Fefia. Iklim Di Indonesia. http://blog.ub.ac.id/. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2012.